Penerapan Disiplin Positif Melalui Segitiga Resitusi

Restitusi adalah pendekatan yang mempromosikan tanggung jawab, pertobatan, dan perbaikan. Dalam konteks pendidikan, segitiga restitusi adalah alat yang efektif dalam menangani siswa bermasalah. Segitiga restitusi merupakan sebuah strategi untuk menciptakan kesadaran siswa dalam memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan melalui menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. Dengan menerapkan segitiga restitusi diharapkan siswa dapat meningkatkan motivasi untuk lebih baik sepanjang hidup dan mampu memotivasi diri sendiri atas kesadaran mandiri tanpa faktor luar seperti hukuman, imbalan maupun pujian. 

Restitusi memberikan kesempatan kepada siswa untuk disiplin positif, memulihkan diri dari kesalahan sehingga memiliki tujuan yang jelas. Penekanan pada disiplin positif melalui penghargaan terhadap nilai - nilai kebaikan yang diyakini, bukan berprilaku untuk menyenangkan orang lain. Restitusi memberikan cara lain untuk menyadarkan tindakan menyalahi aturan melalui penyadaran dan bukan paksaan. Guru dapat menggunakan kalimat "semua orang pasti pernah berbuat salah" yang bertujuan memberikan kesadaran bahwa semua orang pernah berlaku demikian tanpa menyudutkan atau memperjelas kesalahannya.

Segitiga Restitusi 

Terdapat tiga langkah dalam segitiga restitusi yaitu 

  1. Menstabilkan identitas
  2. Validasi tindakan yang salah
  3. Menanyakan keyakinan

Restitusi didasarkan pada beberapa prinsip diantaranya :

  1. Fokus pada perbaikan, bukan hukuman. Restitusi tidak bertujuan untuk menghukum siswa melainkan untuk membantu mereka menyadari dan memperbaiki kesalahan secara mandiri.
  2. Berbasis pada empati. Restitusi mendorong murid untuk memahami dampak negatif dari tindakan mereka terhadap orang lain.
  3. Kolaboratif. Proses restitusi melibatkan murid, korban, dan orang dewasa yang relevan.
  4. Fleksibel. Restitusi dapat disesuaikan dengan kebutuhan murid dan situasinya.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk melakukan restitusi :

  1. Menstabilkan identitas. Guru membantu siswa untuk menghargai dan menghormati terlepas dari kesalahan yang dilakukan.
  2. Validasi tindakan yang salah. Guru memberi penjelasan bahwa tindakan yang dilakukan oleh siswa adalah salah dan memiliki konskuensi.
  3. Menanyakan keyakinan. Guru mendorong kepada siswa untuk memikirkan alasan melakukan kesalahan dan bagaimana mereka dapat belajar dari permasalahan tersebut.
  4. Mengembangkan rencana restitusi. Guru dan siswa mengembangkan rencana untuk memulihkan dampak negatif dari tindakan siswa.
  5. Evaluasi. Siswa dan guru melakukan evaluasi terhadap hasil restitusi.

Manfaat Restitusi

  1. Membantu siswa menyadari kesalahan dan mendorong menyelesaikan serta belajar dari kesalahan.
  2. Meningkatkan empati siswa terutama pemahaman dari dampak negatif yang ditimbulkan.
  3. Membangun hubungan positif diantara siswa, korban dan lingkungannya.
  4. Meningkatkan karakter positif seperti tanggung jawab, empati, dan peduli.

Tips Penerapan Restitusi di Sekolah

Menerapkan segitiga restitui akan sulit dilakukan terutama bagi sekolah yang masih menggunakan cara lama dalam menyadarkan siswa yang melakukan kesalahan dengan cara hukuman. Maka penting menerapkan kiat - kiat restitusi sekolah sebagai berikut :

  1. Mengkomunikasikan program restitusi kepada siswa dan orang tua. Hal ini bertujuan untuk menyamakan persepsi terhadap apa itu restitusi, bagaimana pelaksanaannya. dan manfaat restitusi.
  2. Perlunya peningkatan pemahaman guru terhadap restitusi.
  3. Fleksibel dalam penerapan restitusi yang disesuaikan dengan situasi.